Rabu, 01 April 2015

Teori dalam Riset Komunikasi Kuantitatif

  Dalam perkembangan teknologi dewasa ini ,telah memberikan dampak begitu luar biasanya  dalam sektor kehidupan. Baik langsung ataupun tidak langsung,kita seolah tidak bisa  menghindari terpaan dari teknologi ataupun arus inormasi yang begitu cepat. Selain  itu perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan ataupun riset juga membentuk wajah baru dari pengembangan teori-teori ataupun ilmu itu sendiri. Bidang kajian ilmu komunikasi juga telah bergerak  pada pengembangan teori  dari tingkatan komunikasi itu sendiri,baik komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Selain itu juga bidang komunikasi seperti jurnalistik, public relations, komunikasi pemasaran,periklanan ataupun bidang broadcating. Pada  hakikatnya semua itu bukan suatu komponen yang terpisah seutuhnya,namun masih ada kaitan antara satu dengan yang lainnya hanya saja kita akan melihat suatu riset itu menggunakan presfektif apakah tergantung perisetnya. Apakah periset akan menggunakan sudut pandang sebagai public relations atau dari sudut komunikasi massa. Itulah yang membuat seolah – olah bidang kajian riset komunikasi nampak tumpang tindih. Lantas timbul pertanyaan,apakah teori uses and gratifications, agenda setting , analisis isi, dan ekologi media yang dimana semuanya lebih pada arah komunikasi massa dalam praktik risetnya juga tidak bisa digunakan dalam kajian public relations tau bidang lainnya dalam lingkup ilmu komunikasi?
Pertama, mari kita pahami pengertian dasar terkait teori-teori tersebut bagaimanakah asumsi-asumsi dasar dalam teori tersebut dan apakah teori tersebut hanya bisa dijadikan dasar dari penelitian bidang komnikasi massa. Berikut ini beberapa teori yang digunakan dalam riset kuantitatif komunikasi :

         1.      Model Uses and Gratifications
        Teori uses and gratiications sendiri membahas bagaimana khalayak menggunakan atau mengonsumsi suatu media untuk memunuhi kepuasan baik dalam segi hiburan ataupun informasi. Dalam Kriyantono(2012:208) dijelaskan bahwa “riset uses and gratiications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa)tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak’’.Disini khalayak tergerak berdasarkan motif atau dorongan untuk memenuhi kepuasan dirinya.  Meskipun begitu, model atau teori ini tidak hanya digunakan dari sudut riset komunikasi massa namun juga bisa digunakan riset public relations misalnya terkait moti dan kepuasan karyawan perusahaan terhadap buletin yang di terbitkan perusahaan tersebut(Kriyantono,2006).  Jadi meskipun teori atau model ini lebih mengarah pada komunikasi massa karena memang keterkaitannya dengan media massa namun ini jga bisa digunakan dalam konteks riset public relations jadi teori ini tidak mutlak hanya bisa digunakan oleh bidang komunikasi massa saja.

         2.      Model Agenda Setting
             Teori agenda setting sendiri adalah teori yang menyatakan bahwa media mampu mempengaruhi opini khalayak dengan menempatkan suatu berita yang dianggap penting oleh media kemudian ditayangkan secara berulang – ulang atau dengan durasi yang lebih banyak sehingga khalayak melihatnya itu sebagai hal yang sama pentingnya. Teori agenda setting mempunyai kesamaan dengan teori Peluru yang mengganggap media mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Bedanya, teori peluru memfokuskan pada sikap (afektif),pendapat atau bukan perilaku(Kriyantono,2012).Dimana riset model Agenda Setting ini mengkaji 3 hal yaitu tentang agenda media itu sendiri, agenda publik, dan agenda kebijakan. Mengukur seberapa jauh agenda setting media mampu mempengaruhi setiap individu bahkan kebijakan yang ada. Teori atau model ini lebih banyak mengarah pada riset komunikasi massa dan bagi penulis salah satu contoh fenomena yang bisa di teliti menggunakan model ini antara lain ketika pilpres kemarin bagaimana penonjolan sosok capres di beberapa media mampu mempengaruhi keputusan memilih capres. Atau bisa juga agenda media terkait iklan yang ditampilkan di TV terhadap keputusan pembelian produk itu atau seberapa penting,dll.

          3.      Model Analisis Isi
Analisi isi adalah suat metode riset dan analisis komunikasi yang dilakukan secara sistematik,objekti dan kantitatif dalam pengukuran sejumlah variabel.Kerlinger(1973:221). Bagaimana kita mengalisi isi atau konten dari sebuah pesan yang disampaikan kepada khalayak. Biasanya model ini digunakan dalam riset kuantitati dalam menganalisis bagaimana sebuah opini khalayak terhadap isi media yang ada. Ranah dari riset model Analisi Isi ini digunakan tidak hanya dalam  bidang komunikasi massa saja namun juga beberapa bidang lain, contohnya public relations misalnya bagaimana isi sebuah pesan yang disampaikan ke khalayak mampu mempengaruhi opini khalayak kepada citra perusahaan misalnya.dijelaskan dalam (Kriyantono,2012: 232) menurut Budd (1967) prinsip analisis isi meliputi :
           1.      Prinsip sistematik
           Ada perlakuan prosedur yang sama pada seua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanyapada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya,tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditentapkan untuk direset.
          2.      Prinsip objektif
              Hasil analisis tergantng pada prosedr riset bukan pada orang – orangnya. Kategori yang sama  bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama,maka hasilnya hars sama, walaupun risetnya berbeda.
          3.      Prinsip kuantitatif
           Mencatat nilai – nilai bilangan atau frekuensi ntuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan jga sebgai prinsip digunakannya metode deduktif
          4.      Prinsip isi yang nyata
        Yang diriset dan dianalisi adalah isi yang tersurat(tampak) bukan makna yang dirasa periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjkkan adanya sesuatu yang tersembunyi,halitu sah – sah saja .namun semuanya bermula dari analiais terhadap isi yang nampak.
Sebagian besar penggnaan Analisi isi ini memberikan manfaat salah satunya adalah kita bisa membuat perbandingan atau deskripsi terdahap isi media satu dengan media yang lainnya atau membandingkan bagaimana realitas yang ada dengan isi media tersebut,mengetahui fungsi dan efek media. McQuail(2000) dalam (Kriyantono,2012:233) . namun pada praktiknya model ini tidak hanya dignakan dalambidang kajian komunikasi massa namun juga pada Public Relations artinya tidak mutlak hanya pada kajian komunikasi massa tergantung prespektif periset.

       4.      Model Ekologi Media
Teori ini semata – mata hanya digunakan dalam riset komunikasi dalam bidang kajian komunikasi massa saja , namn juga bisa diguanakan dalam Public Relations dimana asumsi dasar dari teori ini adalah bagaimana medium membentuk pesan bukan sebaliknya atau medim adalah pesan itu sendiri. Prespektif teori ini bukan pesan yang mempengaruhi kesadaran kita namun medium itu sendirilah. Mediumlah yang lebih besar membentuk kesadaran atau pesan itu sendiri. Namun pada perkembangannya saat ini kajian riset komunikasi kuantitatif bagaimana media dilihat sebgai individu atau makhluk hisup yang juga membutuhkan sarananya untuk hidup dalam habitatnya.sedangkan aplikasinya dalam riset komunikasi lebih kepada kompetisi antar media massa, baik cetak maupun elektronik. Teori atau model ini juga tidak hanya digunakan lingkup kajian komunikasi massa namun juga pada Public Relations, bagaimana PR bersaing dalam program –programnya dan mampu digunakan ntuk mengontrol atau monitoring lingkungan eksternal ( Kriyantono, 2012:276)

Jadi pada intinya tidak semua teori ataupn model hanya bisa diaplikasikan untuk riset kajian bidang tertentu dalam komunikasi namn juga bisa digunakan dalam bidang yang lainnya misalnya tidak hanya dari sudut pandang komunikasi massa namun juga komunikasi pemasaran,public relations dsb. Sejatinya semua itu memiliki akar yang sama namun segalanya tergantung pada periset mau mengguanakan sdut pandang yang mana itu saja.













 Daftar pustaka

Kriyantono,Rachmat.(2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi(edisi keenam).Jakarta:Kencana Prenada Group

Syamsyudin,M.A.(2013). Metode Riset Kuantitatif Komunikasi(edisi kesatu).Yogyakarta:Pustaka Pelajar