Selasa, 17 Maret 2015

Ciri - Ciri Riset Kuantitatif

Nama   : Retno Tikasari
NIM    : 135120218113019
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurusan : Ilmu Komunikasi

Metode Riset Kuantitatif Komunikasi
Riset Kuantitatif : Riset yang pada umumnya berkempentingan untuk menguji hipotesis berdasarkan data empirik yang diperoleh di lapangan. Analisis statiska merupakan instrumen utama untuk menguji hipotesis apakah teori yang dipakai sebagai dasar hipotesis tersebut diterima atau di tolak.Selain itu hasil dari penjelasan masalah dapat digeneralisasikan.Data yang bersifat kuantitatif dapat juga di deskripsikan dalam bentuk analisis statistik sederhana. Misalnya berbentuk tabel atau diagram.

Ciri – ciri riset Kuantitatif

1.Di dominasi data kuantitatif

Data yang dihasilkan dalam riset kuantitaf meliputi data kualitatif dan data kualitatif,namun sebagian besar data hasil dari riset kuantitatif itu didominasi oleh data kuantitatif. Data dari riset kuantitatif disajikan dalam bentuk angka atau tabel,berbeda dengan sajian data dari riset kualitatif yang lebih kepada bentuk narasi – narasi.Selain itu menurut Kriyantono (2006:39) secara umum data kuantitatif lebih bersifat konkret karena dapat dikuantitaskan berupa angka – angka. Ada data kuantitatif yang murni yang sejak awal keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif ,namun ada data kuantitatif yang merupakan hasil transformasi dari data kualitatif. Artinya data kualitatif yang diubah ke dalam bentuk kuantitatif dalam proses pengolahan data.Maka dari itu tidaklah aneh jika meskipun kita melakukan riset kuantitatif dengan pendekatan objektif data yang dihasilkan tidak han berbentuk data kauantitatif namun juga ada data kualitatif meskipun pada kenyataannya porsi data kauntitatif akan lebih banyak (dominan) dibanding data kualitatif, sebaliknya juga ketika kita melakukan riset kualitatif,data yang dihasilkan juga tidak hanya data kaualitatif,namun juga terdapat kauantitatif yang ketika dalam proses pengolahan data itu akan diubah/transformasikan menjadi data kualitatif. Sehingga dalam riset kaualitatif pun akan di dominasi oleh data kualitatif.

2. Alat ukur terpisah dalam diri periset

Hubungan riset dengan subjek :jauh. Periset mengganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya ( Kriyantono, 2006,hal.56 ). Pada hal ini dimaksudkan bagaimana periset tidak boleh memasukkan interpretasi dirinya terhadap alat ukur yang telah disiapkan untuk menghindari kebiasan suatu data dan menimbulkan subjektifitas dari diri periset, itu mengapa dalam teknik pengumpulan data periset kuantitatif mengutamakan penggunaan kuesioner, bukan mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.Adapun proses wawancara pada riset kuantitatif dilakukan untuk mengembangkan kuesioner yang diisi responden.
Kriyantono ( 2006 : 56 ) menyebutkan karena periset harus menjaga sifat objektif maka dalam datanya pun,periset tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subjektif. Karena itu, digunakan uji ststistik untuk menganalisis data.

     3.      Desain riset ditentukan di awal

Riset kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik. Artinya, periset mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel yang berhubungan berasal dari teori yang sudah dipilih peneliti. Kemudian, variabel – variabel tersebut dicari dan ditentukan indikator – indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner ,pilihan jawaban, dan skor – skornya (Ardial,hal. 252 ). Dalam hal ini, ditekankan bagaimana riset kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang ada pada sebuah teori yang telah ditentukan oleh periset,sehingga akan lebih memudahkan dan terkontrol dalam proses riset karena periset dituntut bersikap objektif. Seperti yang dijelakan diatas dimana dalam riset kuantitatif periset harus memisahkan diri dari data.( Kriyantono,2006,hal.55 ) menyatakan artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri.Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reabilitasdan validitas. Dengan kata lain, periset berusaha membatasi konsep dan variabel yang diteliti dengan cara mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol,lebih sistematik dan terstruktur dalam sebuah desain riset.Riset kuantitatif bebas nilai,

 4.Tujuan

Dari segi tujuan riset kuantitatif sendiri mengarah kepada pengujian hipotesis dengan menggunakan data yang telah didapatkan di lapangan untuk mengetahui apakah teori yang digunakan sebagai landasan itu diterima atau di tolak. Menanyakan atau ingin mengetahui tingkat korelasi,tingkat pengaruh atau asosiasi antar variabel. Kriyantono ( 2006,hal.56 ) menjelaskan riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis,mendukung atau menolak teori. Berbeda dengan dengan penelitian kualitatif yang cenderung menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.Intinya lebih pada bagaimana riset kuantitatif itu untuk menguji suatu korelasi atau hubungan antar variabel dan membuktikan apakah teori yang digunakan sebagai landasan itu diterima atau ditolak. Riset Kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi temuan riset sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain.

       5.      Porsi data ( data itu untuk apa )

Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori,biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau deinisi konsepnya kurang operasioanal,sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang valid (Kriyantono,2006,hal.56). Bahwa data yang dihasilkan dalam proses riset itu mampu menjawab apakah sebuah teori yang menjadi landasan dari sebuah proses riset terhadap sauatu fenomena tersebut sesuai atau tidak, alias diterima atau ditolak. Berbeda dengan riset kualitatif diamana data yang dihasilkan akan diinterpretasikan dan dikategorikan,diabstraksikan sebagai temuan.


      6.      Cara berfikir ( Induktif/deduktif)
Dari segi alur pikir, penarikan sebuah kesimpulan dalam riset kuantitatif menggunakan atau berproses secara deduktif, yaitu penetapan konsep (variabel),kemudian baru pada pengumpulan data dan menyimpulkan. Berangkat dari sebuah grand theory dan kemudian digunakan untuk menguji suatu hipotesis dimana hasil dari riset itu pada apakah sebuah teori itu di tolak atau diterima. Pola fikir dari suatu hal yang bersifat umum ke khusus dimana disini bisa dipahami bahwa grand theori yang dikunakan adalah suatu dari kumpulan hasil dari fenomena yang diteliti yang bersifat general yang kemudian diuji kembali dalam bentuk suatu fenomena. Melihat suatu dari konsep menentukan konsep(variabel)/teori kemudian baru melakukan proses pengumpulan data dan menyimpulkan hasil dari riset, apakah teori itu ditolak atau diterima.Hasil riset kuantitatif bersifat general.

Kasus : Uji Validitas

1.      APAKAH ADA HUBUNGAN ANTARA SIKAP PEMILIH PEMULA THD
 PARPOL DG ORANGTUA THD PARPOL?”

INSTRUMEN:
Sikap orang tua saya terhadap PAN?

a.SS
b.S
c.TS
d.STS

SAMPEL

Dipilih100 siswa SMU

Jawab :

Riset tersebut tidak valid karena ada 2 alasan. Pertama, alat ukur yang digunakan (instrument/kuesioner) tidak sesuai dengan apa yang akan diukur. Apakah mungkin menanyakan sikap orang tua, tapi yang ditanya dalam kalimat itu adalah anaknya ? bagaimana itu dikatakan valid? Kalau instrumen yang digunakan saja salah, maka itu akan berpengaruh juga pada keajegkan alat ukur (reabilitas). Kedua, harusnya sampel mewakili 2 variabel tersebut ( oarang tua dan pemilih pemula )namun dalam pertanyaan diatas sampel hanya menggunakan siswa saja tidak juga orang tua. Bagaimana sampel 100 siswa mampu mewakili jika dalam 100 siswa tersebut juga belum tentu memiliki hak pilih? Bagaimana bisa valid jika hanya siswa saja yang dijadikan sampel?padahal disitu ditekankan pada bagaimana sikap orang tua dan pemilih pemula yang harusnya menggunakan sampel dari keduanya(pemilih pemula dan orang tua ).




Daftar Pustaka


Kriyantono,Rachmat.(2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi(edisi keenam).Jakarta:Kencana Prenada Group
Syamsyudin,M.A.(2013). Metode Riset Kuantitatif Komunikasi(edisi kesatu).Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Ardial,H.(2014). Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi(edisi kesatu).Jakarta: Bumi Aksara