Nama : Retno Tikasari
NIM : 135120218113019
Fakultas :
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurusan : Ilmu
Komunikasi
Metode Riset
Kuantitatif Komunikasi
Riset
Kuantitatif : Riset yang pada umumnya berkempentingan untuk menguji hipotesis
berdasarkan data empirik yang diperoleh di lapangan. Analisis statiska
merupakan instrumen utama untuk menguji hipotesis apakah teori yang dipakai
sebagai dasar hipotesis tersebut diterima atau di tolak.Selain itu hasil dari
penjelasan masalah dapat digeneralisasikan.Data yang bersifat kuantitatif dapat
juga di deskripsikan dalam bentuk analisis statistik sederhana. Misalnya
berbentuk tabel atau diagram.
Ciri – ciri riset
Kuantitatif
1.Di
dominasi data kuantitatif
Data
yang dihasilkan dalam riset kuantitaf meliputi data kualitatif dan data
kualitatif,namun sebagian besar data hasil dari riset kuantitatif itu
didominasi oleh data kuantitatif. Data dari riset kuantitatif disajikan dalam
bentuk angka atau tabel,berbeda dengan sajian data dari riset kualitatif yang
lebih kepada bentuk narasi – narasi.Selain itu menurut Kriyantono (2006:39)
secara umum data kuantitatif lebih bersifat konkret karena dapat dikuantitaskan
berupa angka – angka. Ada data kuantitatif yang murni yang sejak awal
keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif ,namun ada data kuantitatif yang
merupakan hasil transformasi dari data kualitatif. Artinya data kualitatif yang
diubah ke dalam bentuk kuantitatif dalam proses pengolahan data.Maka dari itu
tidaklah aneh jika meskipun kita melakukan riset kuantitatif dengan pendekatan
objektif data yang dihasilkan tidak han berbentuk data kauantitatif namun juga
ada data kualitatif meskipun pada kenyataannya porsi data kauntitatif akan
lebih banyak (dominan) dibanding data kualitatif, sebaliknya juga ketika kita
melakukan riset kualitatif,data yang dihasilkan juga tidak hanya data
kaualitatif,namun juga terdapat kauantitatif yang ketika dalam proses
pengolahan data itu akan diubah/transformasikan menjadi data kualitatif.
Sehingga dalam riset kaualitatif pun akan di dominasi oleh data kualitatif.
2. Alat
ukur terpisah dalam diri periset
Hubungan
riset dengan subjek :jauh. Periset mengganggap bahwa realitas terpisah dan ada
di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus
dijaga keobjektifannya ( Kriyantono, 2006,hal.56 ). Pada hal ini dimaksudkan
bagaimana periset tidak boleh memasukkan interpretasi dirinya terhadap alat
ukur yang telah disiapkan untuk menghindari kebiasan suatu data dan menimbulkan
subjektifitas dari diri periset, itu mengapa dalam teknik pengumpulan data
periset kuantitatif mengutamakan penggunaan kuesioner, bukan mengutamakan
penggunaan wawancara dan observasi.Adapun proses wawancara pada riset
kuantitatif dilakukan untuk mengembangkan kuesioner yang diisi responden.
Kriyantono
( 2006 : 56 ) menyebutkan karena periset harus menjaga sifat objektif maka
dalam datanya pun,periset tidak boleh mengikutsertakan analisis dan
interpretasi yang bersifat subjektif. Karena itu, digunakan uji ststistik untuk
menganalisis data.
3.
Desain
riset ditentukan di awal
Riset
kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik. Artinya, periset mengumpulkan
data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel yang berhubungan
berasal dari teori yang sudah dipilih peneliti. Kemudian, variabel – variabel
tersebut dicari dan ditentukan indikator – indikatornya. Hanya dari indikator
yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner ,pilihan jawaban, dan skor –
skornya (Ardial,hal. 252 ). Dalam hal ini, ditekankan bagaimana riset
kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang ada pada sebuah teori yang
telah ditentukan oleh periset,sehingga akan lebih memudahkan dan terkontrol
dalam proses riset karena periset dituntut bersikap objektif. Seperti yang
dijelakan diatas dimana dalam riset kuantitatif periset harus memisahkan diri
dari data.( Kriyantono,2006,hal.55 ) menyatakan artinya, periset tidak boleh
membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya
sendiri.Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan
alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reabilitasdan validitas. Dengan kata lain,
periset berusaha membatasi konsep dan variabel yang diteliti dengan cara
mengarahkan riset dalam setting yang
terkontrol,lebih sistematik dan terstruktur dalam sebuah desain riset.Riset
kuantitatif bebas nilai,
4.Tujuan
Dari
segi tujuan riset kuantitatif sendiri mengarah kepada pengujian hipotesis
dengan menggunakan data yang telah didapatkan di lapangan untuk mengetahui
apakah teori yang digunakan sebagai landasan itu diterima atau di tolak. Menanyakan
atau ingin mengetahui tingkat korelasi,tingkat pengaruh atau asosiasi antar
variabel. Kriyantono ( 2006,hal.56 ) menjelaskan riset bertujuan untuk menguji
teori atau hipotesis,mendukung atau menolak teori. Berbeda dengan dengan
penelitian kualitatif yang cenderung menanyakan atau ingin mengetahui tentang
makna di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.Intinya
lebih pada bagaimana riset kuantitatif itu untuk menguji suatu korelasi atau
hubungan antar variabel dan membuktikan apakah teori yang digunakan sebagai
landasan itu diterima atau ditolak. Riset Kuantitatif memiliki tujuan
mengeneralisasi temuan riset sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi
yang sama pada populasi lain.
5.
Porsi
data ( data itu untuk apa )
Data
hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila
dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori,biasanya
periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti
dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau deinisi konsepnya
kurang operasioanal,sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang
valid (Kriyantono,2006,hal.56). Bahwa data yang dihasilkan dalam proses riset
itu mampu menjawab apakah sebuah teori yang menjadi landasan dari sebuah proses
riset terhadap sauatu fenomena tersebut sesuai atau tidak, alias diterima atau
ditolak. Berbeda dengan riset kualitatif diamana data yang dihasilkan akan
diinterpretasikan dan dikategorikan,diabstraksikan sebagai temuan.
6.
Cara
berfikir ( Induktif/deduktif)
Dari segi alur
pikir, penarikan sebuah kesimpulan dalam riset kuantitatif menggunakan atau
berproses secara deduktif, yaitu penetapan konsep (variabel),kemudian baru pada
pengumpulan data dan menyimpulkan. Berangkat dari sebuah grand theory dan kemudian digunakan untuk menguji suatu hipotesis
dimana hasil dari riset itu pada apakah sebuah teori itu di tolak atau
diterima. Pola fikir dari suatu hal yang bersifat umum ke khusus dimana disini
bisa dipahami bahwa grand theori yang dikunakan adalah suatu dari kumpulan
hasil dari fenomena yang diteliti yang bersifat general yang kemudian diuji
kembali dalam bentuk suatu fenomena. Melihat suatu dari konsep menentukan
konsep(variabel)/teori kemudian baru melakukan proses pengumpulan data dan
menyimpulkan hasil dari riset, apakah teori itu ditolak atau diterima.Hasil
riset kuantitatif bersifat general.
Kasus : Uji
Validitas
1. APAKAH ADA HUBUNGAN ANTARA SIKAP PEMILIH
PEMULA THD
PARPOL DG ORANGTUA THD PARPOL?”
INSTRUMEN:
Sikap orang tua saya terhadap PAN?
a.SS
b.S
c.TS
d.STS
SAMPEL
Dipilih100 siswa
SMU
Jawab :
Riset
tersebut tidak valid karena ada 2 alasan. Pertama, alat ukur yang digunakan
(instrument/kuesioner) tidak sesuai dengan apa yang akan diukur. Apakah mungkin
menanyakan sikap orang tua, tapi yang ditanya dalam kalimat itu adalah anaknya
? bagaimana itu dikatakan valid? Kalau instrumen yang digunakan saja salah,
maka itu akan berpengaruh juga pada keajegkan alat ukur (reabilitas). Kedua,
harusnya sampel mewakili 2 variabel tersebut ( oarang tua dan pemilih pemula
)namun dalam pertanyaan diatas sampel hanya menggunakan siswa saja tidak juga
orang tua. Bagaimana sampel 100 siswa mampu mewakili jika dalam 100 siswa
tersebut juga belum tentu memiliki hak pilih? Bagaimana bisa valid jika hanya
siswa saja yang dijadikan sampel?padahal disitu ditekankan pada bagaimana sikap
orang tua dan pemilih pemula yang harusnya menggunakan sampel dari
keduanya(pemilih pemula dan orang tua ).
Daftar Pustaka
Kriyantono,Rachmat.(2006).
Teknik Praktis Riset Komunikasi(edisi
keenam).Jakarta:Kencana Prenada Group
Syamsyudin,M.A.(2013).
Metode Riset Kuantitatif Komunikasi(edisi
kesatu).Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Ardial,H.(2014).
Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi(edisi kesatu).Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar